Dr. Kemas Abdurrohim, MARS, M.Kes, Sp.Ak
Dokter Spesialis Akupunktur Medik
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Arya Medika Jakarta
Dokter Spesialis Akupunktur Medik
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Arya Medika Jakarta
Akupunktur kecantikan saat ini sangat diminati luas baik dikalangan muda maupun tua. Apa saja manfaat akupunktur untuk kecantikan dan kesehatan serta bagaimana mekanisme kerjanya sering dipertanyakan orang baik dokter maupun awam. Apakah bedanya dengan akupunktur kesehatan? Apakah sama antara akupunktur yang dikerjakan oleh dokter dan bukan dokter yang lebih dikenal dengan sebutan Sinshe?
Sebenarnya akupunktur di
Indonesia sudah lama sekali dikenal, mungkin sejak pedagang China datang ke
Indonesia akupunktur sudah ada, bahkan pada abad ke 18 sudah ada istilah
akupunktur dalam sebuah buku yang dikarang oleh orang Belanda bernama Wilhelm
Ten Rhine. Secara formalakupunkturdi Indonesia
sudah ada di RSCM sejak tahun 1963. Bahkan pendidikan spesialis
akupunktur sendiri sudah dimulai sejak tahun 1967. Saat itu masih hospital
based, dan mulai tahun 2011 baru dibuka secara formal dibawah universitas
Indonesia. Akupunktur awalnya merupakan bagian TCM yang berkembang sejak 2500
SM di China.
Akupunktur kecantikan
sebetulnya ditemukan secara tidak sengaja, pada saat seorang nenek di Amerika yang
berusia 60 tahun berobat akupunktur untuk kasus Bells palsy. Namun yang menarik
setelah penyakitnya sembuh malah dapat bonus mukanya menjadi lebih kencang dan
lebih cerah, nampak lebih muda 10 tahun, luar biasa. Sejak itulah akupunktur
kecantikan berkembang dan diminati oleh masyarakat di seluruh dunia. Muncul
pula seminar-seminar akupunktur kecantikan di Asean, antara lain di Singapore
tahun 80an.
Saat ini seiring berkembangnya produk layanan akupunktur baik
menggunakan alat rangsang jarum yang dysposable, juga ada alat rangsang
listrik, Laser, ultrasound, farmakopunktur, Tanam benang dan lain-lain. Maka
semakin banyak pula pilihan metode akupunktur yang berkembang dan diminati
masyarakat untuk kecantikan dan pengobatan penyakit.
Layanan kecantikan apa saja
yang bisa dilakukan oleh akupunktur?
Akupunktur bisa mengurangi kerut, Bagaimana bisa ya?
Akupunktur kita ketahui
bekerja melalui efek perifer, efek segmental dan sentral. Begitu jarum
ditusukkan ke titik akupunktur, maka terjadi mikro trauma, selanjutnya disitu
akan keluar mediator inflamasi yang berfungsi sebagai molekul signaling tubuh
yang akan ditangkap oleh serabut saraf afferen sekitarnya. Selanjutnya sistem
saraf merespon dengan keluarnya substansi P, CGRP dan endorphin lokal. Beberapa
hari kemudian akan keluarlah fibroblast yang merupakan cikal-bakal kolagen baru
yang berguna mengisi lapisan kulit yang mempunyai kerutan. Sistem peredaran
darah di wilayah itupun akan semakin baik sehingga wajah menjadi semakin
kencang dan cerah.
Akupunktur bekerja melalui
sistem saraf, endokrin dan sistem imun sehingga dapat memperbaiki gangguan
ketidak seimbangan hormon dan kekebalan tubuh. Banyak penyakit yang bisa
dibantu yang berhubungan dengan hormonal seperti infertil dan sindrom
klimakterik.
Apa bedanya antara
akupunktur yang dilakukan oleh dokter dan non dokter atau sinshe?
Saat ini terdapat akupunktur
medik dan akupunktur tradisional yang dilakukan oleh shinshe. Untuk akupunktur
medik yang dilakukan oleh dokter dimana terapi didasarkan pada diagnosa kedokteran konvensional dan melakukan terapi
berdasarkan evidence based serta mengutamakan patients safety. Kompetensi
dokter dengan akupunktur medik diberikan oleh Kolegium akupunktur Indonesia,
yaitu Kolegium milik organisasi profesi yang sesuai dengan UUPK no.24/2004.
Sementara ijin prakteknya adalah ijin praktek dokter baik spesialis akupunktur
medik atau dokter umum.
Sering juga pasien
menanyakan apakah akupunktur ini dapat menyebabkan ketergantungan? Sebenarnya
dalam arti positif oke, kalau dalam pengertian negatif seperti adiksi NARKOBA
ya tidaklah. Sering pasien merasakan nyaman yang luar biasa setelah akupunktur,
tidur enak dan tenang. Namun semua itu tidak menyebabkan ketergantungan.
Akupunktur sangat bermanfaat untuk tubuh kita karena dapat berfungsi sebagai
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan bahkan paliatif. Seringkali
kita temukan pasien nyeri kanker stadium IV, sudah tidak mampu lagi ditangani
secara kedokteran konvensional, namun pasien merasakan nyeri yang luar biasa.
Misalnya seorang wanita muda menderita Ca Mammae metastasis ke tulang betis,
sudah diobati nyerinya hingga menggunakan obat golongan morphin, namun nyerinya
belum reda juga. Bahkan pasien ingin tulangnya dipotong atau bahkan sampai
ingin bunuh diri. Namun setelah mendapatkan terapi akupunktur nyerinya hilang
dan pasiennya nyaman serta ikhlas dengan kondisinya.
Akupunktur dalam setiap
tindakan umumnya membutuhkan satu seri terapi sebanyak 12 sesi. Biasanya
dilakukan 2 kali dalam seminggu atau bisa juga lebih dari 2 kali tergantung
kondisi penyakitnya. Kalau dalam keadaan akut bisa dilakukan setiap hari,
apalagi kalau pasiennya dirawat. Misalnya pada pasien stroke ischaemic, untuk 3
bulan pertama dilakukan akupunktur setiap hari. Selanjutnya bisa 2-3 kali
seminggu. Bahkan kalau kasus ketergantungan NARKOBA, bisa dilakukan lebih dari
2 kali perhari untuk mengatasi keluhan adiksinya (sakau).
Dalam melakukan terapi akupunktur
kita harus rutin, biasanya 2 kali seminggu selama 10 hingga 12 sesi lalu
istirahat 1 minggu baru bisa diteruskan lagi. Hal ini untuk mendapatkan hasil
terapi yang maksimal dan mencegah terjadinya toleransi.
Akupunktur bisa dilakukan
baik usia tua ataupun bayi tergantung tujuan tindakannya, sebaiknya dilakukan
saat sistem saraf sudah berkembang sempurna diatas usia 2 tahun. Namun bukan
merupakan kontra indikasi bila dilakukan pada
bayi. Paling muda pernah dilaporkan akupunktur dilakukan pada bayi usia
9 hari.
Biaya sekali akupunktur untuk
penyakit pada umumnya relatif murah. Hanya pada kasus kronis pasien perlu
berkunjung beberapa kali ke dokter spesialis akupunktur, sehingga butuh biaya tambahan
buat konsul. Namun kalau dilihat dari efek sampingnya yang relatif kecil dibandingkan
obat-obatan kimia, ini merupakan pilihan tersendiri. Bagi pasien geriatri
akupunktur sangat membantu, karena pasien lansia ini disamping metabolisme
tubuhnya yang sudah menurun, juga penyakitnya komplikasi. Terkadang obat penghilang
nyeri saja tidak bisa dikonsumsi mereka, mengingat penyakit Mag yang sudah
kronis dan kontra indikasi lainnya, maka
akupunktur merupakan pilihan yang bijak.
Bila pasien takut akan
jarum, misalnya pasien anak yang sering ngompol, ada pilihan terapi akupunktur menggunakan
laser. Tidak nyeri namun efektif, sama dengan jarum, bahkan punya kelebihan
tersendiri mengingat efek primernya pada sel. Laser dapat memperbaiki
respiratory chain, sehingga sel akan sangat terpelihara kesehatannya,
oksigenasi sel menjadi optimal, sehingga daapat menyehatkan organ. Sebetulnya
saat jarum ditusukkan tidak begitu sakit seperti yang dibayangkan, sering
pasien merasa senang karena ternyata tidak sakit katanya, hanya seperti digigit
semut atau digigit nyamuk saja, malah kadang ada titik yang tidak berasa sakit
sama sekali waktu ditusuk.
Titik akupunktur yang
dipilih untuk terapi tergantung lokasi penyakit atau diagnosanya. Sehingga
dasar pemilihan titik tersebut apakah kita menginginkan efek lokalnya atau efek
segmentalnya atau efek sentralnya. Umumnya kita lakukan penusukan daerah perut,
lengan dan tungkai ditambah titik akupunktur telinga bagi pasien yang mau
melangsingkan tubuh.
Sebaiknya terapi akupunktur
dimulai segera setelah ada keluhan penyakit, jangan tunggu lama atau kronis baru
datang ke dokter spesialis akupunktur. Kalau datangnya lebih awal maka efek
akupunktur lebih optimal.
Kontra indikasi akupunktur
juga ada, misalnya pada pasien dengan gangguan pembekuan darah, pasien dengan
keadaan umumnya belum stabil dll. Ada juga pasien tertentu tidak boleh
dilakukan terapi akupunktur menggunakan rangsang listrik, misalnya pasien
aritmia atau yang terpasang pace maker/CRTd. Pasien yang menderita gangguan
pembuluh darah, misalnya neuropati diabetika jangan menggunakan ultrasound. Pasien
yang mendapat obat pengencer darah jangan menggunakan tanam benang, jarum atau
alat invasif yang dapat menyebabkan perdarahan. Jangan menusuk titik akupunktur
daerah infeksi, kanker, fontanella yang belum menutup, daerah perut bawah
pasien hamil, daerah jaringan lunak seperti testis, bola mata dll.
Efek samping relatif sedikit
atau minimal, yang sering muncul adalah nyeri akibat tusukan, hematom, infeksi
dan pusing. Menurut catatan medis di poli akupunktur, angka kejadian hematom
sangat sedikit yaitu dibawah 3% pertahun. Efek samping infeksi hampir tidak
pernah terjadi bila dilakukan oleh dokter yang kompeten.
Pada saat terapi akupunktur
bisa dilakukan bersama-sama dengan terapi kedokteran konvensional lainnya.
Menurut NIH terapi akupunktur bisa lebih efektif bila dilakukan bersama terapi
kedokteran lainnya, paling tidak dapat membantu mengurangi efek samping obat.
Ada juga beberapa obat yang
tidak bisa diberikan pada saat akupunktur, namun tidak begitu banyak jenisnya.
Antara lain golongan beta blocker, kortikosteroid, nalokson, antihistamin,
Opiates. Namun kalau terpaksa diberikan obat tersebut dikonsumsi setelah
akupunktur dilakukan, hanya saja efek akupunktur menjadi berkurang.
Kalau anda ingin melakukan
akupunktur kecantikan atau untuk helthy aging bisa dimulai sejak usia 25 tahun.
Kalau untuk kesehatan/penyakit sebaiknya segera mungkin, bahkan sebagian anda bisa lakukan sendiri di rumah dengan
petunjuk dokter spesialis akupunktur dengan menggunakan alat sederhana seperti
moksibusi, TDP atau alat rangsang listrik dan lainnya.
Anda bisa menemukan dokter
spesialis akupunktur di berbagai rumah sakit, klinik ataupun praktek dokter
swasta. Hingga saat ini terdapat 150 orang dokter spesialis akupunktur (Sp.Ak)
di Indonesia, antara lain di Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Depok, Bogor,
Bekasi, Tangerang, Solo. Selain itu ada juga dokter umum dengan kompetensi
tambahan akupunktur medik dasar berjumlah ribuan yang dididik di RSCM atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Arya
Medika Cibubur Jakarta. Pelatihan akupunktur tersebut dilakukan 3 hingga 4
kali setahun bekerjasama dengan organisasi profesi dan terakreditasi IDI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar